Satu Buku Awal Kubaca
Bukankah hidupmu adalah buku-buku yang telah aku pinjam
Dengan beratus-ratus liris masa silam yang mengguncangkan dada
Rasa capek menghantui mata sehingga pulas akan membawa kepada ruang terpejam
Inilah kisah masa silam yang tertukar di tempat diriku berada
Nafas-nafas panjang menghantarkan sejuta sesak
Terangkatlah naluri-naluri terbang menghalau sumbu
Dan telah engkau saksikan sebuah tangis terisak
Bersama angin dan milyaran debu
Inilah hari-hari aku membaca
Sepertiga lembar kertas lusuh
Tulisan itu memunculkan wajah berkaca-kaca
Mengembanglah sukma meluruh
Playen, 2020
Batu Kerikil Menyangga Gaplek
Kerikil bebatuan kapur
Lumpur melebur di atas kasur
Anak-anakku tersenyum menghitung gaplek berserakan
Putih layu tak terukur
Segenap rintik hujan warna bertabrakan
Telah melecut matahari-matahari siang mengamuk
Buncit udara-udara disoraki rindang dedaunan
Polusi-polusi menyerbu indah bukit permai
Ilalang bermanja-manja saling mengusap
Dari pojok kampung sesak baris pepohonan
Telah aku saksikan nyanyian keluh
Kertas nominal susah terjaring
Dan laba sepi mengiring
Playen, 2020
Mudik Untukmu, Ibu
Telah aku memohon perih
Dosa menggumpal menghapus kedua kaki sang ibu
Ada semacam senyum yang aku buru
Bertengger di hati sang ibu
Sempat tak sempat harus aku jenguk kaki sang ibu
Di perantauan ini langit-langit tergambar wajahmu memanggil
Berseru dan murka tangis ibu
Lalu kepada siapa aku berbisik
Sedang Tuhan pun pasti membela ibu
Di kampung sana penuh bukit
Darah mengucur pengorbanan
Yaitu aku yang terlahir
Ibu usia senja anakmu menghibur
Di pangkuanmu luas laut tak berpantai
Kalau wajahku berdarah di tahun ini
Bukan engkau tetapi aku penyandang durhaka
Bergegas aku mudik, Ibu
Inilah persembahan adabku kepadamu
Yang surga itu memanggil-memanggil namaku di puncak kecintaanmu kepadaku
Playen, 2020
Wingit
Kalau tidak karena wingit
Mengapa harus sampai di sini
Berlari mengejar menunggangi seribu bukit
Kalau tidak karena wingit
Kelapa memanggil mencahayai masa depan
Menuntun murni emas aji
Kalau tidak karena wingit
Di sini aku menulis bisu
Membaca hening
Menghitung pulung-pulung
Menunggu siapa yang jadi
Playen, 2020
[Penulis: Mashudi; seorang penulis puisi, tinggal di Kapanewon Playen]