Meski dikenal sebagai pegunungan karst dan identik dengan kekeringan, ada 146 bendung yang dipergunakan untuk pengairan sawah di Gunungkidul. Lokasi bendung ada di zone utara dan zone tengah. Wilayah yang memiliki banyak fasilitas bendung meliputi: Patuk, Karangmojo, dan Semin. Wilayah lainnya yang juga terdapat bendung adalah Ponjong, Ngawen, Nglipar, Gedangsari, Semanu, Wonosari, dan Playen.
Bendung berbeda dengan bendungan atau dam yang merupakan tampungan air berskala besar untuk berbagai fungsi (pertanian, PLTU, pengendali, banjir, sumber air baku, dll.). Bendung adalah bangunan pada badan sungai yang mengalir sepanjang musim, berfungsi untuk meninggikan elevasi aliran sungai permukaan tanah, sehingga air sungai dapat dialirkan secara gravitasi ke lahan persawahan melalui saluran irigasi.
Keberadaan bendung sebagai bangunan air untuk mendukung pengusahaan pertanian sawah di berbagai lokasi di Gunungkidul ini sebenarnya menarik untuk menjadi pembelajaran cara masyarakat berpikir dan memanfaatkan potensi alam di lingkungannya. Apalagi di wilayah pegunungan karst. Namun, nampaknya kurang menarik perhatian masyarakat, termasuk di kalangan generasi muda yang masih menuntut ilmu.
Perhatian dan minat berkunjung ke beberapa bendung nampaknya lebih menggelora untuk sekadar dolan-dolan sebagai tempat berwisata dan berfoto-ria saja. Mungkin semakin jarang yang mau berwisata sembari belajar. Oh seperti ini ya bangunan bendung sungai. Oh begini ya kita merekaya bangunan, agar aliran air sungai tidak terbuang percuma, tetapi dapat dimanfaatkan buat mengairi sawah.
Di Gunungkidul secara total ada 251 unit sarana pengairan untuk mendukung pertanian secara basah. Selain bendung tadi, tercatat ada 56 sumur pompa air tanah yang tersebar di berbagai titik wilayah. Kemudian ada 44 titik bangunan pengambilan air dari sungai permukaan.
Jadi, diluar lahan kering yang menjadi andalan produksi pertanian tanaman pangan Gunungkidul, kita juga telah diwarisi pengetahuan dan praktek nyata optimalisasi sumber daya air sungai permukaan dan air tanah yang disedot pompa untuk mendukung produksi sektor pertanian.
Apakah kita mau meminggirkan dan melupakan pertanian begitu saja karena telah merasa mumpuni sebagai manusia Gunungkidul modern dengan pariwisatanya?
***
Foto: Bendung Banyumata Gelaran Bejiharjo yang kini lebih populer dikenal sebagai wisata susur sungai Goa Pindul (foto 2010), Bendung Payaman di Desa Rejosari Semin (foto 2016, Kang Kandar), Pemanfaatan sumur dangkal untuk sawah di Desa Wareng Wonosari (foto 2019). Data: Bid SDA Dinas PUPR Gk.