Apa Itu Amenitas dalam Kepariwisataan?

Restoran Indrayanti aadalah salah satu amenitas di salah satu daerah tujuan wisata pantai di Gunungkidul. Bagusnya pelayanan restoran tersebut telah mampu mendongkrak kunjungan wisata dan melambungkan nama Pantai Indrayanti, dibandingkan nama asli pantai tersebut, yaitu Pulang Sawal. Dok: KH.
Restoran Indrayanti adalah salah satu amenitas di salah satu tujuan wisata pantai di Gunungkidul. Bagusnya pelayanan restoran tersebut telah mampu mendongkrak kunjungan wisata dan melambungkan nama Pantai Indrayanti menjadi lebih terkenal dibandingkan nama asli pantai tersebut, yaitu Pulang Sawal. Dok: KH.

Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul terus berupaya secara maksimal meningkatkan Aksesibilitas dan Amenitas guna menyambut peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan, selain itu Dinas Pariwisata juga akan fokus pada pemerataan kunjungan wisata.

“Jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2017 masih didominasi kunjungan wisata pantai. Dari sekitar 3.250.000 wisatawan, 80-85 persen wisatawan masih didominasi wilayah pantai,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Menurut Harry Sukmono, peningkatan aksesibilitas seperti pembangunan gedung dan sarana prasarana akan menjadin fokus Dinas Pariwisata pada tahun 2018. Selain itu, peningkatan Amenitas seperti restoran, toko cinderamata, dan fasilitas umum seperti sarana ibadah, kesehatan, juga akan dilakukan pada tahun ini.

Demikian warta sebagaimana dilaporkan KH, Minggu (14/1/18). Sesungguhnya apa sih yang disebut AMENITAS itu? Apa makna dan pentingnya amenitas dalam sebuah industri kepariwisataan?

Apabila amenitas itu termasuk sarana dan prasarana penunjang pariwisata, apakah tikar-tikar berbayar yang digelar oleh masyarakat hampir setiap jengkal hamparan pasir di Pantai Krakal atau Pantai Kukup yang marak pada saat ini termasuk amenitas itu? Apakah para joki Goa Pindul yang ada mulai dari Patuk sampai dengan Semin yang aktif menawarkan jasa antar ke destinasi Goa Pindul itu juga dapat disebut amenitas?

Oxford Dictionaries mendefinisikan amenitas sebagai berikut: a desirable or useful feature or facility of a building or placethe property is situated in a convenient location, close to all local amenities. Terjemahan bebasnya kurang lebih sebagai berikut: suatu hal yang berguna dari sebuah fasilitas atau bangunan atau tempat. Sesuatu tersebut melingkupi sebuah lokasi yang nyaman, terhubung dan dekat dengan segala fasilitas lokal lainnya.

Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan fasilitas adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi dan kemudahan. Fungsi dan kemudahan yang dimaksud tentu saja adalah fungsi dan kemudahan yang melekat dengan lingkup keberadaan suatu fasilitas.

Pada umumnya, suatu fasilitas terbagi menjadi 2 kategori, yaitu: a) fasilitas sosial, yaitu fasilitas yang disediakan oleh pemerintah atau swasta untuk masyarakat, seperti sekolah, klinik, rumah singgah, tempat ibadah, dan lain-lain sejenisnya; b) fasilitas umum, yaitu fasilitas yang disediakan untuk kepentingan umum, seperti jalan, jembatan, taman kota, alat penerangan umum, dan lain-lain sejenisnya.

Dalam industri kepariwisataan, definisi amenitas adalah semua bentuk fasilitas yang memberikan pelayanan bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama tinggal atau berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti hotel, motel, restoran, bar, diskotik, café, pusat perbelanjaan, toko suvenir, rumah makan, biro perjalanan wisata, penyelenggara outbond, dan lain-lainnya. Fasilitas-fasilitas ini pada umumnya disediakan oleh perusahaan atau badan usaha. Perusahan atau badan usaha inilah yang memberikan pelayanan bila para wisatawan berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.

Pada umumnya, amenitas kepariwisataan terbagi dalam dua jenis, yaitu: a) Fasilitas dasar untuk kompleks rekreasi di mana pun berada, yang memberikan pelayanan kepada wisatawan secara umum seperti akomodasi, makanan, dan minuman, hiburan bersantai dan juga infrastruktur dasar untuk pengelolaan sebuah obyek wisata. b) Fasilitas khusus sesuai karakteristik lokasi dan sumber daya yang tersedia yang menunjukkan karakter alamiah sebuah objek pariwisata.

Yang termasuk dalam fasilitas wisata adalah fasilitas pendukung kegiatan wisata seorang pengunjung harian atau wisatawan. Lebih lanjut, ada yang membagi fasilitas pendukung (ancillary facilities) ke dalam enam jenis fasilitas, yaitu:

  • Akomodasi (hotel, motel, cottage, apartement, dan lainnya)
  • Makan minum (restaurant, coffe shop, snack bar, dan lainnya)
  • Sanitasi
  • Aksesbilitas (jalan akses, setapak, pintu masuk/gerbang utama dan tempat parkir
  • Fasilitas aktif yaitu fasilitas yang dijadikan sebagai salah satu penunjang aktifitas yang dapat dilakukan oleh pengunjung atau wisatawan.
  • Lain-lain (gedung kantor/administrasi, pos keamanan, pos penjaga pantai, dan lainnya.

Kementerian Kepariwisataan Indonesia pernah memberikan catatan, bahwa amenitas merupakan faktor kunci kesuksesan sebuah industri kepariwisataan. Menurut Kemenpar, amenities meliputi dari tersedianya fasilitas yaitu tempat penginapan, restoran, transportasi lokal yang memungkinkan wisatawan berpergian, sampai dengan alat-alat komunikasi yang diperlukan wisatawan.

Peter Mason, dalam buku Tourism Impact, Planning and Management, secara spesifik mendefinisikan amenitas adalah fasilitas untuk memperoleh kesenangan. Dalam hal ini  dapat berbentuk akomodasi, kebersihan, dan keramahtamahan (hospitality).

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka amenitas dapat dikatakan adalah fasilitas yang dimiliki suatu tempat tujuan wisata atau destinasi seperti hotel, restoran, bar, sarana olahraga dan lainnya yang disediakan bagi wisatawan. Disamping daya tarik wisata, wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata juga membutuhkan adanya fasilitas yang menunjang perjalanan dan memberikan berbagai kemudahan bagi wisatawan yang datang dalam rangka meningkatkan pengalaman rekreasi mereka.

Selain faktor atraksi, amenitas juga mempunyai peranan yang sangat besar bagi wisatawan yang akan mengunjungi suatu destinasi. Semakin lengkapnya suatu destinasi mempunyai amenitas atau fasilitas yang lengkap maka akan semakin banyak pula wisatawan yang akan mengunjungi destinasi tersebut.

Suatu fasilitas kawasan wisata memiliki syarat-syarat dalam hal pengembangannya yaitu something to see (daya tarik wisata), something to do (aktivitas yang membuat wisatawan tinggal lebih lama), something to buy (kawasan perbelanjaan), how to arrive (aksesibilitas, transportasi), how to stay (penginapan).

Untuk memenuhi kebutuhan perjalanan tersebut, perlu disediakan bermacam-macam fasilitas, mulai dari pemenuhan kebutuhan sejak berangkat dari tempat tinggal wisatawan, selama berada di destinasi pariwisata dan kembali ke tempat semula.

Di samping fungsinya yang merupakan fasilitas (sarana/prasarana) umum (publik), amenitas tentu juga perlu mempunyai standar minimal dalam penyediaannya di lapangan

Sebagai contoh, maka ciri-ciri amenitas yang perlu tersedia pada suatu daerah tujuan wisata setidaknya adalah sebagai berikut:

  • Fasilitas publik harus strategis, untuk kemudahan aksesbilitas pengunjung/wisatawan.
  • Bentuk dari fasilitas harus dapat dikenal (recognizable), sebaiknya menggunakan bahasa universal yaitu bahasa domain lokal maupun bahasa asing.
  • Pemanfaatan fasilitas harus sesuai dengan fungsinya
  • Di tempatkan di area yang tepat agar masyarakat umum dapat melihat dan dapat langsung menggunakan tanpa harus mencari-cari. Menghindari di tempat yang sepi (terisolasi/terpencil). Hal ini untuk meminimalkan resiko kejahatan.
  • Terjangkaunya komunikasi darurat untuk proteksi ancaman kejahatan.
  • Kualitas dari fasilitas itu sendiri harus sesuai dengan standar-standar yang berlaku dalam kepariwisataan.

Nah, kita sudah mengenal apa dan bagaimana sebuah amenitas kepariwisataan. Selanjutnya, keberlangsungan industri kepariwisataan di Gunungkidul sesungguhnya berada di tangan badan usaha penyedia amenitas, para penyedia amenitas dalam kelompok usaha entah berupa perorangan, koperasi, pokdarwis, atau BUMDES kepariwisataan.

Daya dan upaya gencar-gencaran yang dilakukan oleh pemerintah, entah itu Pemerintah Kabupaten, Propinsi ataupun Pusat tak akan pernah berhasil apabila tidak diimbangi adanya amenitas kepariwisataan yang mendukung dan membuat wisatawan memiliki rasa aman, nyaman, selamat, dan kangen untuk berkunjung kembali. Faktor kecil amenitas yang sesungguhnya tak dapat diabaikan adalah perilaku jujur dan keramahtamahan yang tidak dibuat-buat.

 

Facebook Comments Box

Pos terkait