Cara Tradisional Menyimpan Benih Kacang Hijau

Kacang hijau. Foto: Slametharjo.

Semalam saya ngobrol bersama Pak RT. Biasa ngobrol ngalor-ngidul, termasuk ngrasani situasi saat ini yaitu pandemi Covid-19 yang membuat panik masyarakat dunia.

Saya mencoba memberikan informasi seputar Covid-19 yang saya tahu dari sering membaca postingan media, termasuk rencana kebijakan pemerintah. Cerita terus berlangsung sampai malam ditemani teh manis dan krecek kesukaanku.

Bacaan Lainnya

Kini cerita beralih ke masalah pertanian. Kami membicarakan cara mengawetkan hasil pertanian, terutama jagung agar tidak mudah di makan kutu atau bubuk, namun belum juga ketemu jawab. Hanya tradisi orangtua dulu bagaimana cara menyimpan jagung, yaitu dengan cara jagung diikat dengan tali kenudian ditaruh di diatas paga atau balai-bali sering disebut dengan cara dioncoti, atau dengan cara lainnya, yaitu di-cantel-kan pada reng rumah. Nah setiap hari diasapi dari bawah (Bahasa Jawa: dikutuki).

Pak RT meneruskan cerita, kali mendasar pengalaman Bu RT menyimpan bibit kacang hijau. Cara menyimpan bibit kacang hijau bisa tahun satu tahun atau lebih, yaitu dengan cara kacang hijau yang akan dijadikan benih dipilih yang bagus-bagus. Kemudian di jemur sampai kering, setelah itu dikasih minyak goreng, dan dijemur lagi, kemudian ditaruh pada botol aqua besar, lalu ditutup rapat dan disimpan di tempat kering.

Nah waktu mau nanam tinggal buka botol. Hasilnya bibitnya masih bagus dan tidak dimakan kutu atau bubuk.

Nah, ternyata mudah. Sahabat semua mencoba. Jika bibitnya banyak berarti perlu botol aqua banyak atau besar.

Trimakasih.

Salam dari petani desa tahan pangan.

Facebook Comments Box

Pos terkait