Kamu Motrek Apa Nak?

Anakku bukan fotocopyku. Foto: Riswanto.

Kowe motrek apa Nang? Kamu motret apa Nak? Pertanyaan ini hadir ketika aku berdua dengan anak lanang mengunjungi Hutan Pinus di Mangunan.

Kowe motret opo nang? Nyekel camera gur dilit, njuk jeleh saiki malah seneng ro futsal lan gitaran. Ya wis, rapapa sing penting ijih hal yang positif hobbymu.

Bacaan Lainnya

Sering kali terdengar ungkapan “Like father, like son” atau “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya“. Begitulah ungkapan yang sering kita dengar dan gunakan ketika melihat adanya tingkat kemiripan yang tinggi antara anak dan orang tuanya.

Mirip secara fisik bolehlah, namun sifat dan karakter akan sangat sulit untuk mendapatkannya. Untuk hobbypun akan berbeda itu lumrah. Aku kadang mikir anak lanang kudu padha ro aku sebab pengalaman dan jalan hidup yang aku jalani.

Dalam banyak hal aku merasa, bahwa pengalaman hidup aku yang suka bekerja keras, hemat, disiplin, gigih tak kenal menyerah untuk mencapai sesuatu yang akoh inginkan itu merupakan sebuah sikap yang paling benar. Dan, hampir-hampir aku ingin menjadikan Dede Janu anak lanangku ini persis seperti diriku.

Mungkin banyak orang tua seperti aku seringkali ingin menjadikan anak sebagai foto copy diri kita, atau bahkan beranggapan bahwa anak adalah orang dewasa dalam bentuk kecil. Dalam kenyataannya, anak lanang hidup di masa milenial ini akan sangat berbeda dalam menyikapi hidup, karena lingkungan dan pergaulannya akan menentukan sikap dan karakternya.

Yang aku coba lakukan, sing penting kuat menanamkan dasar-dasar kehidupan, yaitu budi pekerti dan agama yang baik. Ben dadi uwong. Begitulah harapanku.

“Duduk sini Nak, dekat pada Bapak, jJangan ganggu ibumu. Engkau lelaki, kelak sendiri.”

Dah gitu aja….

****

Tertanda: Penggemar Tongseng Pasar Argosari.

Facebook Comments Box

Pos terkait