Kenali Gejala dan Cara Menangani Keracunan Setelah Mengkonsumsi Ikan

Kenali keracunan histamin dan cara penanggulangannya. Dok: dinkesoku.id

Pernahkah Anda mengalami gejala alergi setelah makan makanan tertentu, terutama ikan atau udang? Bisa jadi yang Anda alami itu adalah keracunan histamin (histamine food poisoning). Agak asing ya namanya? Padahal kasusnya cukup sering terjadi lho. Yuk, kita mempelajari sedikit tentang keracunan histamin ini.

Histamin sendiri bukan merupakan zat yang asing bagi tubuh manusia. Histamin berasal dari asam amino esensial yang bernama histidin. Histidin dalam bentuk bebas banyak terdapat pada jenis ikan tertentu, seperti ikan tongkol, tuna, dan sarden. Sebagian besar aktivitas perombakan histidin menjadi histamin pada daging ikan dilakukan oleh bakteri yang mempunyai aktivitas dekarboksilasi histidin (histidine decarboxylase positive).

Pembentukan histamin yang optimum berlangsung pada suhu 25 – 38 oC, yang dimulai dari 6 jam setelah ikan mengalami kematian. Semakin banyak kandungan bakteri pada ikan maka kemungkinan kandungan histamin semakin besar. Sebagian besar bakteri pembentuk histamin pada ikan berasal dari kulit, insang, dan bagian intestinal ikan. Pertumbuhan bakteri dan pembentukan histamin pada ikan segar dapat dihambat dengan menggunakan pendinginan pada suhu dibawah 4 oC.

Keracunan histamin juga pernah dikenal sebagai scromboid food poisoning karena pada umumnya ditemukan dari ikan-ikan famili Scromboidae. Penanganan dan penyimpanan ikan di suhu yang tidak sesuai memicu pertumbuhan bakteri penghasil enzim dekarboksilase histidin sehingga histamin pun terbentuk.

Bakteri memang dapat dihambat pertumbuhannya dengan penyimpanan suhu dingin. Akan tetapi perlu diperhatikan pula bahwa histamin merupakan senyawa tahan panas sehingga proses pemasakan tidak akan menghilangkan histamin yang sudah terbentuk. Histamin juga tidak menimbulkan perubahan warna, bau, maupun rasa pada ikan sehingga ikan yang berhistamin akan sulit dibedakan dengan ikan lainnya.

Gejala yang timbul dari keracunan histamin serupa dengan reaksi alergi dan bisa timbul dalam waktu yang relatif cepat, sekitar satu sampai dua jam saja setelah mengonsumsi ikan. Gejala yang anda rasakan bisa berupa gatal-gatal, ruam, pusing, mual, muntah, sakit perut, diare, hidung tersumbat atau berair, sesak napas, kulit kemerahan, hingga seperti merasa ingin pingsan.

Untuk penanganan keracunan histamin yang sudah terlanjur terjadi, obat yang diberikan umumnya berupa antihistamin atau obat anti alergi. Jika histamin yang dikonsumsi kadarnya terlalu tinggi maka bisa membahayakan nyawa manusia. Nah, apabila hal ini terjadi maka segeralah menuju rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.

***

Referensi: DKP Gunungkidul

Facebook Comments Box

Pos terkait