Di tengah antrian mengisi solar, aku mencoba mengurung gejolak hati sopir truk dan mini bus itu. Betapa mereka memegang kemudi sambil meredam emosi. Berjuang mendapatkan bahan bakar untuk meneruskan langkah menjemput berkah. Di pom ini, mereka tengah menguji kesabaran dari awal mendapat bekal.
Di tengah deru diesel, aku juga mencoba mengurung gejolak hati mbak petugas yang tengah memegang handle corong pengisian. Tangannya tak jeda antara pegang uang kertas, kotak alat elektronik, dan handle corong itu.
Di pom ini, ia tengah menguji kesetiaan memberi pelayanan. Mungkin gajinya tak seberapa, namun tanggung jawab bagi jalannya transportasi dunia sangat luar biasa. Jika ada truk sedang melintas terasa seperti mengganggu laju kendaraan lain, ingatlah mereka sedang membawa tanggungjawab berat dan sedang meredam emosi sejak mengawali harinya.
Jika petugas pom tidak memberikan kembalian 200-1000 rupiah, tak perlu merusak perjalananmu. Kurasa baik, jika itu dimaknai sebagai tanda terima kasihmu atas pelayanannya. Malah sebelum ia mengembalikan dengan uang receh bilang saja, “Empun mbak, boten sah diwangsulke…” Mungkin itu tak seberapa, namun bisa jadi akan menambah semangatnya.
Aku sih, kalau beli pas, “Seket ya, mbak…”. Wuuu, menjernihkan batin gundulmu!