Klomtan Sari Manggar Natah Nglipar Peroleh Bimtek Pengolahan Kelapa

Pelatihan pengolahan kelapa di kelompok Tani Sari Manggar Natah Nglipar. Foto: Sus/DispertanGk/Swara.

Kelompok Tani Sari Manggar Dusun Natah Kulon Desa Natah Kecamatan Nglipar peroleh bimbingan teknis pengolahan kelapa. Selama 4 hari, pada 22-25 April 2019 lalu, sebanyak 25 anggota kelompok Tani Sari Manggar mendapatkan pelatihan teknis bagaimana meningkatkan produktivitas hasil olahan kelapa dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY.

Materi pelatihan mencakup pengetahuan dan praktik lansung pengolahan kelapa menjadi beberapa produk, yaitu: gula semut, gula jahe, dan VCO (virgin coconut oil). Untuk praktik pembuatan VCO bekerja sama dengan PT. Krambil Ijo. Dalam pelatihan tersebut, para peserta juga dibekali pengetahuan dan ketrampilan memperbaiki kemasan dan manajemen pemasaran.

Bacaan Lainnya

Akhir dari proses pelatihan, Kelompok Tani Sari Manggar berhasil membuat rencana tindak lanjut, antara lain: melakukan penyegaran kepengurusan kelompok atau memperkuat kelembagaan kelompok, perbaikan kemasan produk gula semut dan gula jahenya, menjalin kerjasama dengan PT. Krambil Ijo untuk menjadi mitra pembuatan VCO, serta memperluas jaringan pasar (online). Rencana tindak lanjut ini merupakan rencana jangka pendek yang harus segera dilaksanakan oleh kelompok, dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil olahan dari gula kelapa.

Tanaman kelapa disebut juga pohon kehidupan, karena dari setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Buah kelapa dapat diambil air, daging buah, tempurung dan sabutnya. Salah satu produk yang dihasilkan dari air kelapa adalah sari kelapa. Turunan dari daging kelapa adalah daging kelapa parut, kulit ari daging kelapa dan kopra. Kelapa parut kering adalah suatu produk awet kelapa yang merupakan bahan dasar pembuatan santan dan untuk campuran pembuatan roti, kue-kue, dan makanan lain. Daging kelapa coconut cream, santan, kelapa parutan kering, coconut skim milk, sampai kosmetik sebagai turunan terakhir.

Ada berapa faktor yang mengakibatkan tingkat produksi kelapa rendah, di antaranya:

  • Sebagian tanaman telah tua/rusak sehingga tidak lagi produktif,
  • Varietas/jenis kelapa yang ditanam sebagian besar hanya memiliki kemampuan produksi yang rendah,
  • Perlakuan budidaya sangat minim,
  • Adanya serangan hama , penyakit yang tidak berkesudahan, dan
  • Masih belum terperbaikinya sistem pengolahan dan tata niaga hasil.

Gunungkidul dulunya selalu mendapat gelar sebagai kabupaten yang miskin dan tertinggal, namun saat ini Gunungkidul telah jauh berubah dan paradigma ini lambat laun memudar seiring berkembangnya Gunungkidul dari berbagai aspek yang ada.

Dari sekian aspek potensi pertanian yang ada di Kabupaten Gunungkidul salah satunya industri gula kelapa. Baru di wilayah Kecamatan Playen dan Nglipar produk ini mulai dikembangkan secara intensif. Produk olahan dari kelapa sesungguhnya dapat menjadi potensi unggulan dari wilayah Gunungkidul. (Sus/DispertanGk/Bara).

Facebook Comments Box

Pos terkait