Indonesia termasuk negara tropis dan dicirikan mempunyai curah hujan sepanjang tahun. Lantas apa dampak yang perlu diperhatikan terhadap budidaya peternakan?
Tinggi curah hujan dapat berakibat unsur hara yang di dalam tanah larut bersama air hujan. Larutnya unsur hara tanah membuat rumput-rumput untuk pakan ternak mengalami kekurangan mineral. Peternak biasanya fokus memberikan pakan berupa rumput dan limbah pertanian yang sebagian besar mengandung energi dan protein. Sedangkan kebutuhan mineral belum diperhatikan.
Garam untuk pakan ternak menjadi sumber mineral esensial natrium dan khlor. Mineral tersebut tidak disimpan dalam tubuh, karena sebagian besarnya terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan lunak. Mineral seperti garam tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh ternak, akan tetapi di dapat dari luar. Hal itulah yang menyebabkan garam untuk pakan ternak perlu disediakan bagi setiap ternak, yaitu agar ternak mendapatkan mineral yang cukup.
Garam untuk pakan ternak yaitu NaCl yang sangat diperlukan oleh hewan. Peternak harus menyediakan garam untuk pakan ternak di kandang, agar setiap saat hewan ternak dapat menjilatnya. Campuran garam untuk pakan ternak yaitu terdiri dari 50 % garam dan 50 % dicalcium phosphat harus disediakan setiap saat. Sapi dan kerbau akan menghabiskan 2 kg campuran garam untuk pakan ternak selama satu bulan. Kambing dan domba memerlukan sekitar 200 gr/ekor garam untuk pakan ternak setiap bulan. Mineral untuk ternak diberikan dalam jumlah sedikit, kurang lebih 4 persen. Mineral tidak boleh diberikan dalam jumlah berlebihan. Jika berlebihan justru akan mengakibatkan keracunan pada ternak.
Hal ini karena pada musim kemarau hijauan berhenti tumbuh, kehilangan warna hijau, berserat dan berlignin tinggi. Lignin merupakan komponen dinding sel tanaman yang diketahui sebagai faktor pembatas untuk mencerna polisakarida di dalam rumen.
Garam untuk pakan ternak (NaCl) sama fungsinya seperti garam yang dipakai manusia. Ternak yang mengalami kekurangan mineral biasanya mempunyai tanda–tanda penurunan bobot badan serta produksi air susu pada hewan yang berlaktasi, kram pada urat daging, menjilat-jilat apa yang ada di sekitarnya untuk mendapatkan garam, rambut kasar dan bisa mencapai kematian.
Semakin tinggi produktivitas, semakin penting juga tingkat konsumsi mineralnya. Pada musim kemarau mineral seharusnya lebih banyak diberikan. Hal ini karena pada musim kemarau hijauan berhenti tumbuh, kehilangan warna hijau, berserat dan berlignin tinggi. Lignin merupakan komponen dinding sel tanaman yang diketahui sebagai faktor pembatas untuk mencerna polisakarida di dalam rumen. Pada musim kemarau kualitas hijauan juga menjadi rendah dan konsumsi ternak terhadap hijauan menurun. Rendahnya konsumsi ternak terhadap hijauan karena tingkat kesukaan (palatabilitas) menurun.
Dari hal di atas dapat diketahui bahwa fungsi garam pada pakan ternak antara lain:
- Untuk menambah rasa pada pakan ternak
- Meningkatkan tingkat kesukaan (palatabilitas)
- Meningkatkan Pertambahan Bobot Badan (PBB), meningkatkan efisiensi pakan
- Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit dan stress
- Memperbaiki sistem reproduksi pada ternak sehingga ternak bisa bereproduksi sesuai potensial genetiknya,
- Meningkatnya karkas rendah lemak.
- Berguna sebagai mineral bagi pertumbuhan tubuh ternak
- Untuk membantu pembentukan vitamindan enzim dalam tubuh ternak.
Pemberian mineral pada ternak diharapkan mampu meningkatkan keuntungan ekonomi pada peternak. Rasio benefit atau cost meningkat. Produksi daging meningkat. Produksi daging yang terus meningkat, swasembada daging akan tercapai.
***
Referensi: http://cybex.pertanian.go.id/. Fungsi Garam pada Pakan Ruminansia. Penulis : Rusman, SP (Penyuluh Pertanian Madya pada Disbunak Prov Sulteng).