
Dinamai Bukit Bernafas atau Gembosan karena bukit tersebut selalu mengeluarkan suara-suara keras yang disertai hembusan-hembusan angin yang sangat kencang melalui celah-celah lubang batu ke bawah yang terhubung langsung ke laut. Terdengar seolah-olah bukit tersebut bernafas.
Suara-suara serta angin yang terhembus itu sebenarnya berasal dari bawah bukit yaitu hantaman ombak yang masuk ke dalam goa dan naik keluar melalui celah-celah lubang bebatuan, sehingga terjadi gesekan antara udara dengan bebatuan yang dilalui akhirnya menimbulkan suara-suara keras yang bisa mengagetkan siapa saja yang berada didekat lubang tersebut.
Lubang goa di bawah bukit tersebut terjadi akibat kerasnya ombak laut menghantam dinding bukit tersebut sehingga lama-kelamaan terbentuk lubang besar menyerupai goa yang menghadap ke laut. Tekanan udara dari bawah yang berasal dari gelombang laut itulah yang menyebabkan munculnya suara keras dan hembusan angin kencang dari dalam celah bebatuan.
Tinggi Bukit Bernafas dari permukaan laut adalah sekitar 25 meter. Sedangkan goa di bawahnya adalah merupakan tempat tinggal bagi burung-burung walet yang menghasilkan sarang burung yang banyak diburu orang. Karena teknik pengambilan sarang burung yang tidak beraturan, maka sampai saat ini populasinya tinggal sedikit, bahkan hampir punah.
Lokasi spot ini berada di Pantai Sarangan, gugusan pantai di sebelah barat Pantai Krakal di Desa Ngestirejo Kecamatan Tanjungsari. Selain menjadi spot menarik untuk menikmati cantiknya panorama pantai selatan, lokasi ini juga sebagai tempat unggulan dan spot-spot untuk rock fishing bagi para pemancing dari tebing.