
Seputargk.id,– Jangan beragama dengan ngawur! Sedianya, agama hadir untuk mengatur sendi-sendi kehidupan manusia yang kompleks dan mengarahkannya kepada kebaikan bersama.
Agama merupakan sebuah ajaran kebaikan yang menuntun manusia kembali kepada hakekat kemanusiaannya. Saling tolong, menghormati, dan menjaga hubungan sosial yang baik antar manusia.
Agama juga dapat membantu orang membentuk kebiasaan yang tertib dan sehat. Maka, semestinya orang beragama paham betul bagaimana menjaga norma-norma umum yang berlaku di lingkungan masyarakat. Mencakup norma agama, hukum, kesusilaan dan lain-lain.
Tidak dapat dibenarkan, dengan dalih menjalankan ajaran agama, lalu bebas melakukan berbagai hal. Yang ada malah tindakan yang ‘bebas’ itu justru, dapat melanggar norma agama itu sendiri. Tentu saja berisiko pula melanggar norma-norma yang lain.
Kadang saya jengkel, pernak-pernik kegiatan dengan alasan bagian dari perintah agama, namun sama sekali tak mewakili orang yang beragama.
Pada malam jelang Idul Adha 2023 ini misalnya. Di depan rumah melintas rombongan pakai mobil bak terbuka muter musik layaknya diskotik kenceng bukan main. Memang, yang diiringi lirik takbir. Seruan atas kebesaran Allah. Akan tetapi, mereka abai dampak dari tindakan itu.
Volume musik super kenceng membuat pintu rumah dan kaca bergetar. Kebetulan saja, anak kecil saya sedang sakit demam. Praktis terganggu.
Bagi saya, menyambut dan bersuka cita merayakan malam takbir mengandung manfaat yang besar. Baik secara spiritual dan sosial.
Dari aktivitas itu dapat memperteguh keimanan. Lahir pula semangat kebersamaan dalam kelompok. Dan masih buanyak lagi. Hanya saja, perlu diperhatikan bentuk kegiatannya.
Muter musik kenceng-kenceng ke mana-mana kok rasanya manfaatnya absurd. Khususnya bagi orang lain.
Oke, kegiatan itu mungkin membuat suasana hati pelakunya suka nan gembira. Tapi, jangan lupa, kita hidup di tengah masyarakat dan lingkungan yang majemuk. Pun demikian dengan sutuasi dan kondisi yang tak seragam.
Aksi atau tindakan di tengah masyarakat atau ruang publik semestinya jangan sampai mengganggu kenyamanan orang lain. Kalau kita bersikap masa bodoh, rasanya kok pantas dikatai: beragama secara ngawur.
Kalau setiap diri menjalankan agama dengan betul, semestinya sadar dan berfikir risiko dari tiap tindakan yang dilakukan. Tolong, cobalah tenggang rasa. Cobalah toleransi dan hormati orang lain. Salam.