Wonosari Belum Ada di Peta Karesidenan Yogyakarta Tahun 1857

Peta sebagian wilayah Gunungkidul pada tahun 1857. Dok: WF Veersteg, KITLV.

Wonosari yang saat ini menjadi ibukota Kabupaten Gunungkidul ternyata belum tergambar di peta wilayah Karesidenan Yogyakarta berangka tahun 1857. Menjadi tanya tanya besar, mengapa Wonosari belum termuat di peta? Apakah pada saat itu Wonosari masih berupa hutan lebat dan belum dibuka sebagai permukiman penduduk?

Menurut peta jaman dulu yang bernama Kaart van de Residentie Djocjakarta, buatan kartografer WF Versteeg pada tahun 1857, dapat diketahui nama-nama desa atau mungkin dusun yang ada pada saat itu. Tentunya dusun yang sudah dikenal masyarakat pada waktu itu dan ditulis oleh sang kartografer ketika blusukan ke lapangan atau berdasarkan laporan dari informan waktu itu.

Bacaan Lainnya

Dari peta tersebut diketahui bahwa wilayah Karesidenan Yogyakarta terbagi dalam 2 wilayah besar, yaitu: Mataram Koelon, Mataram Wetan, dan Goenoeng Kidoel. Di bagian wilayah bernama Goenoeng Kidoel itu ada 2 tulisan besar yang menunjukkan pembagian wilayah di bawahnya. Di peta digambarkan ada 2 onderafdelingen, yaitu: Awoe-awoe dan Semanoe. Kemudian ada 2 titik lokasi dengan simbol titik bulatan hitam dengan keterangan nama Awoe-awoe dan Semanoe. Apakah ini menandakan titik penting waktu itu atau ada pusat administrasi wilayah onderafdelingen waktu itu? Semanoe nampak sama sebagai tempat bernama Semanu saat ini. Interpretasi nama Awoe-awoe kemungkinan sebagai desa bernama Ngawu di Kecamatan Playen saat ini.

Peta tersebut juga memuat titik-titik (bulatan kecil) dan nama-nama tempat. Contohnya, ada nama: Giring, Sodo, Kanigoro, Planjan, Wijoko, Woenoet, Plajen, Toempak, Gading, Kepek, Selang, Simo, Wringin, Pasaman, Grogol, Ngawis, Karangmodjo, Kloempet, Pondjong, Koeripansimo, Bedojo, Poetjanganom, Petir, dll. Saya menduga, nama-nama tempat ini bisa menjadi navigator yang baik untuk menelusuri cikal-bakal desa atau dusun yang ada di wilayah Kabupaten Gunungkidul saat ini.

Peta tahun 1857 ini apabila disandingkan dengan peta wilayah Kabupaten Gunungkidul saat ini kerangka utamanya juga ada banyak kemiripannya. Yang berbeda adalah letak nama-nama yang mirip nama desa/dusun itu agak bergeser posisi koordinatnya dengan nama2 desa/dusun yang ada sekarang. Hal wajar, karena proses pembuatan peta jaman dulu yang belum se-presisi saat ini yang memakai GPS Geodetik.

Oh ya, wilayah Goenoeng Kidoel di peta ini juga ada bagian wilayah Ngawen. Model huruf dan besarannya sama dengan tulisan Awoe-Awoe dan Semanoe. Di dalam wilayah bernama Ngawen ini ada keterangan sebagai berikut: Apanage van Prinsprangwedono. Artinya, wilayah bernama Ngawen tersebut berstatus khusus sebagai apanase dari Pangeran Prangwedono Kartasura (yang kemudian menjadi Adipati Mangkunegaran bergelar Mangkunegara II).

Referensi peta: Kaart van de Residentie Djocjakarta, 1857 / tezamengesteld door W.F. Versteeg ; geteek. Cronenberg en Wolff Creator Versteeg, W. F Call Number MAP Ra 310 Pt. I, Plate [16]. Created/Published Batavia : Uitgegeven bij van Haren Noman & Kolff, [1857] Extent 1 map : col. ; 30.4 x 36 cm., sheet 38.8 x 49.3 cm.

Facebook Comments Box

Pos terkait