Brokoh

Brokoh, perkakas wadah rumput ketika mencari pakan ternak. Foto: Bilal.

Salah satu peralatan peternakan tradisional yang amat populer di masa lalu adalah brokoh atau orang-orang lebih mengenalnya sebagai keranjang rumput. Brokoh berfungsi sebagai wadah rumput yang baru saja dibabat.

Brokoh terbuat dari belahan bambu ‘Jawa ijo’ yang lebih lentur, ulet dan tak gampang patah/putus. Jenis bambu lain semacam wulung, ori, petung atau gading tak bagus untuk membuat keranjang atau anyaman tangan lain.

Bacaan Lainnya

Brokoh berbentuk setengah tabung dengan diameter antara 80-100 cm dan dibuat bolong-bolong agak lebar pada dinding-dindingnya. Alasan dinding brokoh berongga besar menurut Mbah Barjono, seorang petani asal Dusun Keruk Tanjungsari yang saya temui adalah supaya bisa memuat rumput lebih banyak.

Rumput yang ditekan dari atas akan keluar melalui lubang-lubang itu namun tak sampai ‘mawut‘ atau jatuh tercecer. Jadi, dengan ukuran yang sama dengan wadah lain (misal tenggok atau tomblok), brokoh bisa memuat isi lebih banyak.

Alasan lain mengapa brokoh berlubang agak lebar adalah untuk menghemat bahan. Oleh sedulur peternak, brokoh yang sudah penuh terisi rumput akan dibawa pulang dengan cara ‘disunggi‘, di mana keranjang rumput akan ditaruh di atas kepala. Atau bisa juga dengan dipikul dengan batang kayu atau bambu.

Saat ini brokoh jarang dipakai peternak. Perannya telah digantikan oleh karung bagor yang lebih praktis. Namun, brokoh masih bisa dijumpai di pedesaan-pedesaan paling pinggir saja, itupun hanya oleh simbah-simbah.

***

Lokasi Foto: Gunung Gentong, Gedangsari

 

Facebook Comments Box

Pos terkait