Poktan Margo Mulyo Pocung Lakukan Gertam Padi Khusus

Gerakan tanam padi khusus Inpari-24 di Wotawati Pucung Girisubo. Dok: DPP-Gk.

Kelompok Tani Margo Mulyo Dusun Wota-wati Kelurahan Pucung Girisubo melaksanakan gerakan tanam (gertam) padi khusus di bulak Gupak Warak pada Jumat (23/10/2020) lalu. Varitas yang ditanam adalah Inpari 24.

Acara gertam tersebut dihadiri pihak Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, DPKP DIY, BPTP Balitbangtan DIY, Muspika Girisubo, BPP Girisubo, Lurah Pucung dan jajarannya, dan anggota Poktan Margo Mulyo. Acara gerakan tanam dilaksanakan dengan penebaran benih padi Inpari 24 secara simbolis bersama-sama perwakilan dinas/instansi dengan poktan Margo Mulya, dilanjutkan temu lapang.

Bacaan Lainnya

Koordinator BPP Girisubo Agus STP melaporkan, total pertanaman padi khusus di wilayah Girisubo yang akan dikembangkan seluas 75 ha tersebar di beberapa kalurahan. Bantuan yang diterima petani adalah 25 kg benih padi beras merah Inpari 24 per hektar dan pupuk NPK 100 kg per ha. Jadi, bantuan pemerintah total untuk pengembangan padi khusus adalah 1.875 kg benih Inpari 24 dan 7,5 ton pupuk NPK. Khusus di Poktan Margo Mulya mendapatkan 5 ha pengembangan padi khusus. Agus juga menyampaikan permohonan dari Poktan agar dibuatkan Jalan Usaha Tani (JUT) yang membantu akses lahan sehingga aktivitas petani lebih ringan.

Dalam kesempatan tersebut, Anita SP MP mewakili Kepala DPKP DI Yogyakarta menyampaikan ucapan terima kasih atas terselenggaranya Gerakan Tanam Padi Khusus sesuai musim hujan yang telah tiba di Gunungkidul. Pihaknya berharap, nantinya dapat panen dengan hasil yang baik.

Anita menerangkan, varietas Inpari 24 yang dikembangkan memiliki potensi hasil yang lebih tinggi dari varietas local padi segreng, dan rasa nasi lebih pulen. Mengenai permohonan jalan usaha tani (JUT) yang diinginkan poktan agar memudahkan akses lahan ketika panen dan kegiatan budidaya lainnya, dirinya mendukung dan akan disampaikan ke pimpinan, serta akan berupaya agar hal tersebut dapat dilaksanakan tahun depan melalui berbagai sumber pendanaan yang tersedia.

Sementara itu, peneliti BPTP Balitbangtan DIY Dr Arif memberikan rekomendasi teknologi agar para petani memanfaatkan sisa limbah pertanian. Sisa limbah dimaksud antara lain jerami sebagai tambahan pupuk organik, tentunya setelah dilakukan fermentasi dengan bantuan decomposer seperti EM4 atau yang lainnya. Menurutnya, sisa limbah pertanian agar tidak terbuang seperti hanya dibakar jadi abu, namun dikembalikan ke lahan sebagai penyubur tanah.

Mewakili DPP Kabupaten Gunungkidul, Kabid Tanaman Pangan Ir Raharjo Yuwono MM mengapresiasi semangat para petani yang telah melaksanakan gertam. Berdasarkan pengamatannya, sebagian besar lahan di Girisubo telah menghijau karena pertananam padi palawija telah tumbuh.

Raharjo menegaskan, untuk untuk lokasi pengembangan padi khusus Inpari 24,  terkait paket bantuan stimulan pupuk NPK 100 kg per hektar tentunya masih kurang. Karena itu, menurutnya dapat dilakukan penambahan dosis secara swadaya dengan penambahan urea, sehingga tanaman tercukupi pupuknya.

Raharjo juga menambahkan, bahwa saat ini stok pupuk di Gunungkidul sangat mencukupi dengan alokasi yang telah ditambah dari pusat. (Bara/RY/DPP-GK).

Facebook Comments Box

Pos terkait