“Sebelum memulai pertandingan volley malam ini, mohon perhatian kami umumkan berita penting: ‘Kepada Saudara Tarjo, kepada Saudara Tarjo, diharap segera pulang, ditunggu istrinya yang akan melahirkan! Terima kasih…”
Mendengar suara itu, sontak seisi lapangan tertawa.
Mungkin mereka tak habis pikir, “kok ada suami tega meninggalkan istrinya yang tengah hamil tua demi menonton bola voli”.
Mereka adalah voli mania. Saat itu, mereka duduk di tribun dan menunggu dimulainya pertandingan antar klub voli dalam rangka ulang tahun Kabupaten Gunungkidul.
Tiba-tiba pengumuman lucu itu dibacakan oleh panitia penyelenggara. Lalu tampak seorang laki-laki berlari-lari dari tribun penonton menuju pintu. Ia keluar diiring derai tawa dan sorakan ringan dari penjuru lapangan.
Mengingat kejadian setahun yang lalu itu, aku geli sendiri.
Iya, sih… momen spesial dalam kehidupan memang patut dirayakan. Ia bagaikan titik-titik air di atas daun talas, hanya beberapa titik saja dalam lembaran daunnya namun terasa istimewa. Momen itu diantaranya pelantikan, lulus ujian, pernikahan, panen raya, ulangtahun dan lainnya.
Rupanya, pertandingan voli yang memperebutkan Piala Bupati malam itu adalah salah satu bentuk perayaannya.
Saat itu, warga negeri Kahyangan Gunungkidul bergirang karena akan berulang tahun ke-187. Kelahirannya pada 1831 menunjukkan suatu usia matang dengan sejarah panjang. Orang-orangnya dikenal berjiwa pejuang. Kata “menyerah” adalah sebuah kata pantang untuk diucapkan.
Negeri itu kaya pesona. Destinasi wisata ada di mana-mana: jelajah gua, embung, air terjun, desa wisata yang kental budaya jawa, juga kuliner ekstrim belalang dan sebangsanya. Laut dan pantainya pun bagai surga yang jatuh ke bumi. Tidak perlu pergi ke Pulau Dewata, cukup naik ke Jogja Lantai Dua maka Anda akan puas memanjakan mata.
“Adoh Ratu, Cerak Watu” menjadi gambaran kondisi alam bebatuan yang menempa jiwa-jiwa pejuang. Negeri ini dikenal menghasilkan petualang sukses dan sangat cinta tanah kelahiran. Pemudik lebaran tak segan menebar uang milyaran di kampung halaman.
***
He..he..he.. aku tersenyum geli ketika mengingat kejadian setahun lalu itu di lapangan voli itu.
Satu titik air dalam lembar daun talas kehidupan sedang dirayakan oleh suami siaga yang lupa perannya.