Dahulu, suatu ketika aku berjalan-jalan ke pasar Argosari Wonosari. Niat mau cari-cari yang tidak ada, yak kan namanya juga cari-cari gitu loh. Nah setelah berkeliling-keliling maka sampailah aku di tukang berjualan gaman dan peralatan pertanian. Jikalau mengacu dan moco buku-bukunya mbah SH Mintardja, bakul gaman dan peralatan pertanian ini pasti ditulis disetiap bukunya.
Menjadi semacam keharusan kalau sang tokoh akan mengunjungi tempat seperti ini, karena indikasi atau tolok ukur kemajuan dan keramaian pasar itu terletak di orang yang buat gaman ini atau pande besi ini. Nah itu semua hanya dalam cerita-cerita yang ditulis oleh mbah SH Mintardja dalam buku-bukunya.
Aku ndak bermaksud menyamai seperti cerita di bukunya mbah SH Mintardja, wong jan-janya aku gur iseng-iseng kloyong-kloyong kok yo. Hasil kulak warto adol rungon bahwasannya sentra industri kerajinan pande besi di Gunungkidul itu terletak di Dusun Kajar 1, Karang Tengah, Wonosari, Gunungkidul.
Hingga kini, katanya sentra industri di Kajar masih terdapat pande besi kurang lebih ada 20 orang yang masih setia menekuni usaha pande besi ini. Mereka masih setia menjadikan profesi ini sebagai mata pencarian mereka. Bahan baku biasanya didapat dari potongan baja maupun bahan-bahan besi yang sudah tidak terpakai yang didaur ulang menjadi berbagai macam alat pertanian maupun alat produksi penopang industri lainnya.
Terlepas dari itu semua, denger-denger malah RI 1 prihatin dan malu karena pacul harus impor. Padahal kalau ditelisik lebih dalem, pande besi dalam negeri aku kira tidak kalah cakap untuk membuat pacul yang baik. Tapi yo wislah, keduwuren yen aku ngomongin tentang pacul impor. Siapakah aku ini…hehehehehe.
Aku masih ditempat orang yang dodol gaman dan alat pertanian, tepatnya di kidul pasar sisih pojok etan kidul pasar Argosari. Deket sama pohon beringin yang guedi banget yang mana pohon beringin ini menjadi ikon untuk padukuhan tempat pohon beringin itu tumbuh. Setelah pas berdiri didepan dasaran orang jual gaman. Aku bingung, tampangku pasti terlihat plonga-plongo, ndak tahu apa yang harus aku beli. Karena malu sama yang dodol, maka aku beli saja klontongan sapi. Kan bagus buat BEL di rumah, akan kelihatan keren kalau dipasang di pintu gerbang depan rumah ku.
Dasar aku ki nggaya kali yak. Tuku klontongan sapi we pakai aku poto dan langsung diaplot di FB. Tahu sendiri kan akibatnya, temen-temen aku yang ada di nJakardah pada komen dan minta dibeliin. Ngomonge titip dan minta talangin dulu, hiyungalaahhh dadi giduh aku meladeni konco-konco yang minta dibeliin.
Setelah selesai semua dan membayar semua yang aku mau, maka aku kembali berjalan menyusuri jalan sekitaran Pasar Argosari. Karena hari masih siang, maka aku ndak nongseng wong bakulle belum buka. Lagian kalau nongseng dewe nanti ada yang baper…..hehehehehe
Dah gitu aja
Tertanda: Penggemar Tongseng Pasar Argosari.