Bagaimana Cara Kerja BMKG Menyusun Prakiraan Cuaca?

Proses kompilasi data yang dilakukan BMKG untuk melakukan prakiraan cuaca. Dok: BMKG.

Negara yang berlokasi di lintang menengah atau lintang kuda, fenomena cuacanya sangat mudah dikenali. Hal ini karena sifat kontinental yang luas dan bersifat stabil, pergerakannya hampir pasti monoton. Boleh dikatakan sirkuasi pembentukan pola cuaca mempunyai siklus yang jelas, sehingga membuat prakiraan cuaca di lintang tersebut boleh dibilang lebih mudah dibandingkan di negara tropis seperti Indonesia.

Indonesia kaya akan radiasi matahari dengan sinaran matahari hampir 12 jam setiap hari dan 365 hari dalam setahun, tidak pernah berhenti, tentunya sinaran matahari tersebut akan mempengaruhi kondisi cuaca sesuai dengan lokasi atau topografi daerahnya. Belum lagi letak pulau-pulau, selat dan pegunungan tentunya akan memberikan warna tersendiri cuacanya.

Bacaan Lainnya

Akurasi prakiraan cuaca akan meningkat ketika menghadapi musim kemarau, sedikit menurun ketika mengalami musim hujan dan turun drastis ketika menghadapi musim pancaroba. Musim pancaroba adalah masa paceklik bagi prakirawan dalam membuat prakiraan cuaca, karena memang sangat sangat sulit memahami dinamika harian sirkulasi udaranya. Maka itu, wajar kalau akurasinya kurang memuaskan.

Tapi kesusitan apapun dalam membuat prakiraan cuaca di Indonesia tidak membuat insan BMKG menyerah. Justru menjadi tantangan perlunya terus dikembangkan secara serius tentang metode-metode prakiraan melalui penelitian ilmiah operasional cuaca, sehingga hasilnya dapat dioptimalkan.

Bagaimana Para Prakirawan Menyusun Prakiraan Cuaca?

Sebelum membuat prakiraan cuaca, seorang prakirawan wajib membuat analisis. Analisis dapat dilakukan terhadap fenomena yang sudah terjadi, apa penyebabnya, apakah mempunyai peluang untuk terjadi lagi. Dalam hal ini diperlukan keahlian menganalisis skala meteorologi, bukan keahlian membaca warna-warni gambar, tetapi keahlian menginterpretasikan atau memfilosofikan dinamika atmosfernya.

Sejak berdirinya Akademi Meteorologi dan Geofisika hingga berubah menjadi STMKG selalu ada mata kuliah Analisis Cuaca dengan dosen pengajar yang mempunyai jam terbang pengalaman operasional sebagai prakirawan. Di STMKG, Analisis Cuaca menjadi salah satu kurikulum wajib yang harus dipahami dan dilakukan oleh seluruh taruna, karena analisa cuaca merupakan prinsip dasar dalam membuat prakiraan cuaca.

Ini dimulai dari memahami jenis-jenis peta analisis permukaan hingga analisis peta udara atas serta memahami fenomena dan sirkulasi udara baik  sudah terjadi, sedang terjadi maupun fenomena yang akan terjadi. Materi wajib diarahkan pada filosofi dinamika atmosfer, faktor dominan apa yang sedang terjadi, yang pada akhirnya akan diketahui keadaan atmosfer yang sedang terjadi dan selanjutnya dapat dijadikan referensi untuk memprediksi cuaca ke depan.

Facebook Comments Box

Pos terkait