Gunungkidul Dominasi Produksi Tangkapan Ikan Laut DIY

Aktivitas pendaratan ikan di Pelabuhan Sadeng. Dok: LR-MPHP.
Aktivitas pendaratan ikan di Pelabuhan Sadeng. Dok: LR-MPHP.

Tahukah Anda bahwa wilayah Kabupatan Gunungkidul mendominasi produksi tangkapan ikan laut di DIY? Badan Pusat Statistik Provinsi DIY mencatat, produksi tangkapan ikan laut Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015 terakumulasi sebanyak 3.917,60 ton.

Tonase produksi perikanan laut di DIY ini memang masih jauh di bawah tonase produksi di wilayah Kabupaten Pacitan atau Kabupaten Cilacap, sebagai sesama wilayah pesisir Samudera Hindia. Namun, jumlah produksi tangkapan ikan laut di DIY ini setidaknya membuktikan bahwa semangat kemaritiman sudah mulai menggeliat di wilayah DIY.

Bacaan Lainnya

Dari total produksi tangkapan ikan laut di DIY yang hampir 4.000 ton tersebut, sebanyak 3.103,40 ton atau mencapai 79,22% tangkapan ikan laut berasal dari wilayah Kabupaten Gunungkidul. Sementara kedua wilayah kabupaten yang memiliki kawasan pesisir, yaitu Kabupaten Kulon Progo menyumbang 442,40 ton atau 10,78%, dan Kabupaten Bantul menyumbang 391,80 ton atau 10%.

Produksi tangkapan laut tersebut meliputi lebih dari 40 jenis ikan tangkapan. Adapun 10 jenis ikan tangkapan laut yang dominan adalah: cakalang (1.004 ton), tuna (489 ton), layang (344 ton), tongkol komo (251 ton), manyung (226 ton), layur (207 ton), tongkol kra (126), pari (105 ton), belanak (85 ton), dan bawal putih (70 ton).

Besarnya produksi tangkapan ikan laut dari wilayah pesisir Kabupaten Gunungkidul ini tak lepas dari dominannya panjang garis pantai yang mencapai sekitar 70 km dari 126 km panjang garis pantai wilayah DIY. Kabupaten Gunungkidul tercatat juga memiliki 6 pantai sebagai pangkalan pendaratan kapal nelayan, yaitu: Gesing, Ngrenehan, Baron, Drini, Andong, dan Sadeng.

Hal lain yang tak kalah penting adalah jumlah nelayan di wilayah Kabupaten Gunungkidul memang sudah lebih banyak dibandingkan jumlah nelayan di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo. BPS Kabupaten Gunungkidul mencatat, pada tahun 2016 tercatat 972 rumah tangga yang menggeluti pekerjaan tetap sebagai nelayan. Angka tersebut bertambah dari sebelumnya sebanyak 718 rumah tangga nelayan pada tahun 2015.

Perkembangan pengusahaan perikanan tangkap ini juga dapat ditengarai dengan dukungan armada kapal nelayan dan dukungan berbagai jenis peralatan tangkap yang dipakai para nelayan. Jumlah armada kapal nelayan di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2016 tercatat sebanyak 204 perahu motor tempel atau lebih dikenal sebagai kapal jungkung, dan sebanyak 58 unit kapal motor.

Adapun sebaran jumlah kapal motor tempel di Gunungkidul pada tahun 2016 menurut pangkalan nelayan yang dicatat oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut: Panggang 18 kapal, Saptosari 16 kapal, Tanjungsari 87 kapal, Tepus 18 kapal, dan Girisubo 65 kapal.

Berbeda kondisi dengan wilayah Pantura Jawa atau wilayah pantai Cilacap atau pantai Pacitan yang sudah lebih lama bertradisi nelayan, perkembangan penangkapan ikan laut di wilayah Gunungkidul memang baru dimulai sejak tahun 1981/1982-an. Usaha perikanan laut dimulai dari kegiatan para nelayan di Pantai Baron dan pantai-pantai lainnya, seperti Ngrenehan, Drini, dan Sadeng.

Jumlah nelayan di Gunungkidul pada awalnya memang masih sangat sedikit. Meski berada di pesisir pantai, mayoritas warga memang bekerja sebagai petani ladang. Ada beberapa warga di wilayah pesisir, seperti di Baron dan Ngrenehan yang sejak awal memang menggeluti pekerjaan sebagai nelayan. Jumlah penduduk setempat yang bekerja sebagai nelayan berangsur-angsur bertambah setelah mengetahui bahwa penghasilan menjadi nelayan dapat menopang kehidupan mereka.

Sentra kegiatan perikanan laut di Kabupaten Gunungkidul dan juga bagi wilayah DIY pada saat ini ada di Pantai Sadeng Kecamatan Girisubo. Hal ini ditunjang dengan adanya pelabuhan perikanan dengan status Pelabuhan Perikanan Pantai. Pelabuhan perikanan di Sadeng tersebut mulai dibangun pada tahun 1991.

.

Facebook Comments Box

Pos terkait