Kidung Harmoni Natal di Desaku

Mbah Hariyono dan Mbah Sadipan membersamai gending liturgi Natal di tempat kami. Foto: Toro.

Mangga, Pak, diagem mawon sakcekapipun lan boten sah bekta unjukan piyambak, mangke kula godhog’e jarang…!”

‘Mak cless’ hatiku. Rasa hati ini sejuk seperti ditiup kipas tangan, pelan. Bagaimana tidak, Pak Hariyono, pemilik gamelan itu mempersilakan kami untuk memakai alat musik gamelan untuk dipakai latihan gending liturgi Natal Desember 2019 lalu.

Bacaan Lainnya

Bahkan pria sepuh itu melarang kami untuk membawa minuman sendiri, beliau akan menyediakan teh panas setiap kami akan latihan. Begitu mengharukanku, kami masih dianggap sedulur atau saudara, bahkan saudara dekat.

Beliau, Pak Hariyono seorang muslim taat. Rumahnya, yang juga dijadikan tempat latihan, ada di samping masjid besar di Semanu Tengah, sebuah dusun di Kecamatan Semanu, Gunungkidul. Beliau memberikan alat dan tempat untuk kami menyiapkan diri merayakan Natal dengan ibadah diiringi gamelan, yang baru tahun ini kami coba lakukan. Di awal kami menyiapkan Natal, suka cita sudah membuncah karena penerimaan beliau.

Belum lagi, Mbah Kakung Sadipan yang menjadi pelatih kami, sungguh membuat suka cita kami seperti tak tertahan, meledak. Tokoh penata gending karawitan dari Dusun Banyubening, Desa Bejiharjo Karangmojo itu setia dan sabar dalam melatih dan mendampingi kami menjadi terampil memainkan gamelan.

Begini. Kami latihan setiap Sabtu jam 14.00 WIB. Beliau selalu tepat waktu. Dan setiap akan memulai latihan, pria 70-an tahun itu mengingatkan memulai dengan doa, “Mangga dipun wiwiti gladhenipun, pak Pendita kasumanggakaken ndedonga…

Ashar tiba, kami menghentikan latihan untuk istirahat, beliau beranjak meninggalkan kami menuju masjid di samping tempat kami latihan. Beliau tak pernah meninggalkan sembahyangnya, menjalankan shalat Ashar tepat waktu. Kami berdecak kagum dengan pengelolaan waktu dan keseimbangan seni-spiritualnya.

***

Ibadah Natal sudah kami lakukan bulan kemarin penutup tahun 2019. Nada-nada sukacita lewat gamelan bergema di gereja kami. Nyaris tak ada yang fals atau keliru tempo. Harmoni kami nikmati.

Namun di balik itu, harmoni Natal sesungguhnya telah terjadi. Terima kasih Kakung Haryono dan Kakung Sadipan. Kami sungguh merasa haru.

***

Semanu, Januari 2020.

Facebook Comments Box

Pos terkait