Yang-yangan

Gaya pemuda-pemuda jaman 80 an - 90 an - Foto : istimewa / Ris

Mengenang masa-masa jaman Noroyono memang syahdu lan ora ono entekkke. Bagi yang pernah mengalami jaman dulu disekitar tahun 80 hingga 90 an pasti merasakan betapa manis masa itu, jaman masih ngembeleng koyo donyo ki gur onone seneng ro seneng, padahal pada masa itu belum ada yang namanya WA, Facebook, IG, twitter ning nak aku ngarani masa masa itu masa yang paling manis.

Bisa dibayangkan masa-masa itu belum ada social media njuk kita jatuh cinta, horotoyoh njuk piye jal.?. Nah inilah yang menjadikan kisah jatuh cinta jaman dulu itu jadi lucu ning ngangeni,  karena gaya pacarannya ABG jadul itu sangat romantis bukan berarti rokok makan gratis lo ya, tapi romantis dalam artian sesungguhnya setidaknya menurut akoh.

Bacaan Lainnya

Kelingan gaya pacaran akoh jaman biyen ki membuat akoh geli gek entek- entekanne njuk tersenyum sendiri koyo wong edan, menuruti pikiranku yang melayang-layang membawa akoh untuk kelingan akan cinta pertamaku. Gandeng jaman semono ra ono media social maka media untuk mengungkapkan rasa cinta dan untuk melancarkan jurus-jurus maut berupa rayuan gombal, media yang tersedia adalah kertas dengan menuliskan di atasnya. Nah ada lagi siasat untuk menyampaikan surat yang berisi ungkapan rasa dan juga rayuan gombal tadi, biasanya caranya dengan aku pura-pura pinjam buku padanya, setelah buku ditangan akoh, segeralah akoh selipkan sepucuk surat yang berisi rayuan gombal tadi.

Ha kok ndilalah jaman semono surat yang aku kirimkan melalui pinjam bukunya dibales sama cewek yang akoh taksir, malah balasannya membuat akoh melayang ke surga tingkat tujuh. Kertas surat dan amplopnyapun kayaknya dipenke tuku nang toko. Jaman dulu kertas surat dengan gambar hati plus dengan amplopnya ki larang regane.

Setelah sekian lama berbalas surat, saling mengungkapkan rasa dalam hati masing-masing, yang nggak kalah seru pada jaman itu adalah berkirim salam melalui radio dua band. Kenapa dibilang dua band karena pada waktu itu gelombang radio itu hanya ada dua yaitu gelombang radio SW [short wave] dan MW [Middle wave], dan radio vaforit pada waktu itu adalah radio GCD dan waktu itu  masih siaran di belakang atau nempel di gedung belakang Sewokoprojo.

Ben mbengi sinau ro ditemani radio dua band, ngarep sisenggol jenengku dikirimi lagu ro pacarku. Tapi gara-gara radio juga akoh merasakan patah hati yang pertama kali. Waktu itu sekolahanku di dapuk untuk membaca puisi diacara radio GCD, tentu saja ini berkat lobi guru bahasaku yang boleh dibilang penyair juga guru juga, makanya kita dapat kesempatan untuk ngisi acara baca puisi di radio GCD.

Tiwas aku dadan mlitit nganggo odorono, njuk rambut ra lali pakai minyak urang-aring semua ini ben ketok nguuaanteng maksimal, maklum pacarku juga akan membaca puisi. Makanya akoh sedikit over acting didepannya akoh mau tunjukkan kelebihan-kelebihan akoh jan-jannya. Acara berjalan dengan lanjar, akoh moco puisi karya Chairil Anwar dengan judul “Karawang Bekasi”, nah bar acara barulah malapetaka itu hadir.

Ketika giliran pulang, eeee mak jegagik, pacarku bolehlah dibilang begitu untuk saat itu, pacarku yang manis tutur katanya dalam membalas suratku, yang tersenyum manis dengan lesung pipit dipipi kirinya kala amprokkan denganku, jebul mulih dari acara baca puisi dijemput cowoknya, jadi benar kabar burung yang mampir di telingaku selama ini, bahwa cewek yang aku taksir, yang menerima cintaku dalam setiap balasan suratnya jebul sudah ada cowoknya.

TELO…………langit seakan-akan runtuh

Dah gitu aja, mana tissue….mana tissue

Tertanda : Penggemar Tongseng Pasar Argosari.

Facebook Comments Box

Pos terkait