Ayo Kenali Jenis Mata Air di Sekitar Kita

Mata air Kali Mudal di Ngringin Karangmojo. Foto: Tugi.

Meski dikenal sebagai daerah kering tandus, ada banyak mata air yang tersebar di berbagai tempat di Gunungkidul. Sumber-sumber air yang mengalir sepanjang tahun tersebut mayoritas berada di zona utara dan zona tengah Gunungkidul. Untuk zone selatah atau zone Pegunungan Sewu, mata air yang mengalir sepanjang tahun ada di beberapa tempat, seperti mata air di Pantai Baron, mata air di Pantai Drini, mata air di Ngrenehan, dan beberapa mata air di wilayah Panggang dan Purwosari.

Ayo Tanam Pepohonan

Bacaan Lainnya

Permasalahan yang dihadapi saat ini, kondisi mata air di berbagai tempat tersebut nampak mulai mengecil debitnya karena kurang terjaga kelestariannya. Artinya, imbuhan air tanah di daerah tangkapan air tidak terjaga dengan baik, sehingga air yang keluar di mata air mengecil debitnya atau saat memasuki musim kemarau panjang sudah tidak mengalir lagi. Diakui atau tidak, berkurangnya vegetasi, kerusakan lahan, dan juga perubahan tata guna lahan di daerah tangkapan air (catchment area) memberikan porsi besar terhadap keberlangsungan keluarnya air di sumber-sumber air tersebut.

Bukankah sekarang ini kita lebih suka menebang pohon dan menutup semen tanah pekarangan kita dibandingkan kegemaran menanam pohon dan membiarkan tanah pekarangan menjadi lahan peresapan air hujan? Baiklah, ada baiknya kita memahami dengan baik apa dan bagaimana mata air itu bekerja mengalirkan air secara saintifik.

Dengan pemahaman lebih baik dan lebih luas, maka kita akan menjadi mengerti mengapa masih ada anggota masyarakat yang seperti berjalan melawan arus, mereka tetap menjaga, merawat vegetasi di dekat sumber air dan di area tangkapan air. Mengapa masih ada masyarakat yang membiarkan lahan pekarangannya di sekitar rumah tidak ditutup plesteran semen. Dengan memahami lebih baik, maka kita akan mampu menjawab mengapa-mengapa lainnya tidak hanya berdasarkan “jarene”, termasuk juga akan mampu untuk tidak terperangkap menghakimi masyarakat yang suka genduren atau bikin sajen di sumber-sumber air sebagai tindakan durhaka terhadap Sang Pencipta Alam Raya.

Apa Itu Mata Air?

Menurut KBBI (2016), mata air secara bahasa memiliki arti tempat air yang mengalir dari batuan atau tanah ke permukaan tanah secara alamiah. Dalam ilmu hidrogeologi disebutkan, mata air adalah suatu titik atau kadang-kadang suatu areal kecil tempat air tanah muncul dari suatu akuifer (atau pelepasan air dari akuifer) ke permukaan tanah. Karena itu, secara umum mata air dapat diartikan sebagai aliran air yang keluar dari dalam tanah menuju ke permukaan tanah. Dari mana sumber air tersebut? Aliran air tersebut dapat bersumber dari air tanah dangkal maupun dari air tanah dalam.

Lantas, bagaimana proses terjadinya mata air? Proses terjadinya mata air dimulai dari peresapan air permukaan dari air hujan ke dalam tanah menjadi air tanah. Nah, ingat ya, awalnya dari air hujan yang membasahi bumi. Selanjutnya, air tanah mengalir melalui retakan dan atau celah di dalam tanah sehingga membentuk aliran bawah tanah. Mata air dapat muncul ke permukaan tanah akibat dari terbatasnya akuifer karena mengalami tekanan.

Jenis-Jenis Mata Air

Mata air dapat diklasifikasikan kedalam beberapa tipe. Menurut Davis dan De Wiest sebagaimana ditulis oleh Kodoatie (2012), klasifikasi dapat berdasarkan besaran debit, jenis akuifer, karakteristik kimia dan temperatur air tanah, arah migrasi air tanah, topografi dan kondisi geologinya. Sedangkan ahli lainnya yaitu Fetter (2001) menyatakan, pengklasifikasian jenis mata air terbagi ke dalam empat jenis, yaitu:

1. Depression Spring. Mata air depresi terbentuk akibat perpotongan muka air tanah dan permukaan tanah.

2. Contact Spring. Mata Air kontak terbentuk akibat air dari akuifer yang membawa air tertahan oleh lapisan kedap air (impermeable) sehingga air mengalir ke tekanan yang lebih rendah.

3. Fault Spring. Mata air sesar/patahan/retakan terbentuk akibat patahan batuan yang impermeable dengan gaya air pada akuifer ke buangan.

4. Singkhole Spring. Mata air yang terbentuk karena adanya tekanan di bawah artesis dan berasal dari akuifer artesis utama. Biasanya terdapat pada akuifer kapur usia tersier.

5. Joint Spring. Mata air yang dapat terbentuk karena adanya lipatan atau patahan pada zone permeable di batuan permeable rendah.

6. Fracture Spring. Mata air yang dapat terbentuk karena adanya patahan pada zona permeable di batu permeabilitas yang rendah.

Visualisasi jenis-jenis mata air menurut Fetter tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar berikut ini:

Jenis-jenis mata air menurut Fetter (2001). Sumber: Pohon Sahabat Air.

Umbul Lanang dan Umbul Wadon

Dalam penelitian lokal di Indonesia yang dilakukan oleh Hendrayana (2013), berdasarkan pada proses munculnya ke permukaan tanah, mata air dibedakan menjadi dua jenis. Mata air yang muncul akibat dari gaya gravitasi disebut umbul lanang, sedangkan mata air yang berasal dari air tanah dalam (artesis) biasa disebut dengan umbul wadon.

Proses Terjadinya Mata Air

Pada prinsipnya proses terjadinya mata air ini terdiri atas tiga tahap, yaitu adanya air permukaan, kemudian meresapnya air ke dalam tanah menjadi air tanah, dan yang terakhir adalah air yang memancar ke permukaan tanah dari dalam tanah.

1. Air Permukaan

Merupakan air yang berada di permukaan bumi. Air permukaan ini dapat berasal dari beberapa sumber air yang mengalir maupun tidak mengalir seperti dari sungai, danau, rawa, laut, dan lain sebagainya, namun bisa juga berasal dari hujan yang turun. Hujan yang turun ini juga akan sampai ke permukaan bumi dan terkadang membentuk suatu genangan air tertentu jika hujan turun lebat. Air yang ada di permukaan bumi inilah yang nantinya akan membentuk suatu mata air.

2. Air Meresap ke dalam Tanah

Proses yang selanjutnya yaitu air permukaan tersebut akan meresap ke dalam tanah melalui pori-pori yang ada, melalui proses infiltrasi dan perkolasi. Air permukaan yang masuk ke dalam tanah ini dinamakan air tanah, yaitu melewati zona lengas tanah (unsaturated zone), zona jenuh (saturated zone) di bawah muka air tanah (air tanah dangkal) dan dapat sampai ke zona akuifer dalam (air tanah dalam). Untuk sampai ke lapisan impermeable dan mengisi akuifer dalam, diperlukan waktu puluhan sampai ribuan tahun. Air tanah inilah yang merupakan sumber air yang ada di bawah tanah yang sifatnya sangat penting. Air tanah dangkal bisa mengalir secara horisontal, yaitu melalui retakan dan celah di dalam tanah/batuan yang berupa celah kecil hingga gua bawah tanah, dan sering keluar di area miring sebagai mata air.

3. Air Memancar ke Permukaan

Proses selanjutnya yaitu air memancar ke permukaan. Air tanah yang berada di dalam tanah tersebut karena beberapa hal akan muncul ke permukaan melalui akuifer-akuifer yang ada. Sebab memancarnya air tanah dari dalam tanah menuju ke permukaan tanah karena terbatasnya akuifer, dan juga karena permukaan air tanah berada di elevasi yang lebih tinggi dari tempat keluarnya air. Sehingga di permukaan Bumi akan terlihat air yang memancar dari dalam tanah. Inilah yang disebut dengan mata air.

Nah, kita sudah mengetahui dan memahami apa itu mata air, bagaimana proses terjadinya mata air, apa dan bagaimana jenis-jenis-jenisnya. Tetap simak SeputarGunungkidul dan KabarHandayani! Artikel menarik selanjutnya akan dibahas jenis-jenis tamanan yang cocok ditanam di dekat mata air dan daerah tangkapan air.

***

Referensi: Dodi Yulianto dkk, Pohon Sahabat Air, Balai Litbangtek Pengelolaan DAS, Balitbang KemenLHK, Surakarta, 2016.

 

Facebook Comments Box

Pos terkait