BANTUL, (Seputargk.id),– Merintis usaha skala kecil menjadi jawaban logis usai seseorang terkena Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK. Seperti yang dilakukan Jandes, warga Kalurahan Pleret, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul ini. Mulanya ia merupakan seorang karyawan pabrik. Karena ia sempat sakit, sehingga tak memenuhi kewajiban kerja, pabrik tempatnya mencari nafkah memberhentikannya sebagai karyawan.
“Sehabis vaksin sempat sakit. Lalu kena PHK. Untuk tetap memenuhi kebutuhan keluarga saya pilih membuka warung soto dan toko kelontong,” ujarnya, Senin (13/9/2021).
Statusnya yang tak lagi bersuami membuatnya tak ingin berdiam diri dan pasrah. Untuk menopang kebutuhan dirinya dan orang tua, Jandes mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga.
“Modal awal Rp2 juta. Itu uang tabungan saat kerja di pabrik,” jelas Jandes.
Jandes tak menyediakan tempat khusus untuk membuka usaha. Warung soto dan toko sembako ia buka di tempat yang selama ini ia gunakan untuk tinggal.
Agar mampu bersaing dengan warung lain yang sejenis, Jandes tak mematok harga tinggi untuk meraih keuntungan yang banyak. Seporsi soto bikinan Jandes dijual Rp6 ribu. Harga yang tergolong murah untuk ukuran sekarang
“Sudah jalan 3 bulan. Saya berusaha agar usaha ini bertahan. Maka, saya tak bernafsu mengambil untung banyak,” imbuh dia.
Jandes mengakui ia merupakan wirausaha pemula. Banyak hal-hal baru yang ia pelajari selama merintis usaha. Kesulitan-kesulitan yang pernah ditemui selalu dicari jalan keluarnya. Hal tersebut menjadi pelajaran berharga baginya.
“Mengelola keuangan usaha harus cermat. Saya menahan diri untuk tidak memakai uang yang diputar untuk usaha digunakan membeli barang-barang atau kebutuhan yang tidak mendesak,” tukas Jandes.
Penulis : Yolidya Agita Putri ( Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa)